Friday, March 20, 2009

Percaya ga percaya jurus gombalan semacam ini masih berlaku di kalangan anak-anak muda (anak gH4w0EL) terutama laki-laki buaya jaman sekarang (aku termasuk ga ya? mudah-mudahan ga... moahaha~), kaum wanita, jangan terpancing ya!

(kalau jurus yang dibawah ini sudah ada pada saat aku kelas 3 SMP)

Case 1

Cowok : Eh, kamu ga kecapean yah?

Cewek : Hah? Ga lah, emang kenapa?

Cowok : Wew, kirain kecapean. Soalnya dari tadi kamu mondar-mandir di pikiranku neh...

respon cewek : biasanya sih cewek bilang “Ih! kamu gombal!” tapi dihatinya tetep aja seneng digombalin, emang dasar deh cowok! (aku juga cowok, zzz)

Case 2

Cowok : Eh, kamu punya penghapus ga?

Cewek : Buat apa?

Cowok : Buat menghapus namamu dihatiku.... (ga mutu banget)

respon cewek : biasanya sang cewek sadar ataupun ga mengikuti permainan cowok, jawabannya gini “wah? kamu kok jahat menghapus namaku dihatimu?”

Case 3

Cewek : Aduh, kenapa ya aku bisa lupa bawa buku latihan?

Cowok : Itu karena aku sayang sama kamu... (fak'off! ga nyambung banget kan?)

respon cewek : walaupun aneh, tapi respon dari cewek biasanya “ah kamu bisa aja~” *muka blushing*

(nah, jurus yang dibawah ini bisa dikatakan baru, atau lebih tepatnya, aku ciptakan sendiri, moahahahahahha~ *buaya mode ON*)

Case 4

Cowok : Eh, lo ga ditangkep polisi?

Cewek : Gile aja? apa salah gw?!

Cowok : lo kan udah nyuri hati gw... (moahahaha~ gombal tingkat tinggi *narsis*)

respon cewek : seperti respon di case 3

Tuesday, March 17, 2009

Cicak?

Kejadian yang menimpaku Cicak yang menimpaku

F to U to C and K!

Jogja panas banget, diluar pasti udah bisa rebus telor deh, bayangin aja, handuk basah yang aku pakai buat mandi pagi (mandi paginya jam 11) kujemur 5 menit aja udah kering lagi, pasti seneng deh pengusaha laundry.

Oke, mari kita beranjak dari masalah panasnya Jogja hari ini. Kemarin sore aku ingin menjemur handuk ke lantai dua kosanku, aku melangkah tangga demi tangga menuju lantai dua, memang sampai disini tidak ada yang penting, namun ketika aku ingin menggantungkan handukku, ADA SESUATU JATUH KE MUKA KU! lah, aku otomatis kaget dan refleks menyapu mukaku dengan tangan *untung ga ku tampar muka sendiri* Ga beberapa lama, aku mulai memperhatikan apa yang jatuh ke mukaku tadi, TERNYATA SEEKOR CICAK! zz! kurang kerjaan banget cicak jatuh ke muka, GRR, untung ga diinjak tuh cicak cacat...

Malamnya, aku jalan sama Tissa, (lagi?) pergi dinner bareng, yahh, karena kebawa suasana, aku jadi menceritakan kejadian yang menimpaku (cicak yang menimpaku) tadi sore.

Mole : Tis, aku tadi waktu mau jemur handuk ada cicak jatuh ke mukaku... sial ah!

Tissa : hah? iya? serius?

Mole : Iyalah serius, masa bohong, emang kenapa?

Tissa : wew, kalau orang jawa bilang kalau ketimpa cicak tandanya ada keluarga yang tertimpa musibah loh.

Mole : haha... masa sih? kamu bercanda aja.. *pada saat ini aku masih ga menggubris dan mengira Tissa bercanda*

Tissa : Iya, serius molee... dulu eyang ku juga seperti itu...

Mole : HAHA!! *berubah jadi tawa garing, diiringi alunan musik horor didalam pikiran*

dan suasana hati pun jadi tidak menyenangkan, sial...

Tuesday, March 10, 2009

Nomer Cantik!

Halo, kembali lagi bersamaku, Mole yang bego. -_-“

Hmmm, pernahkan kalian membaca sebuah buku Budiman Hakim yang berjudul “Sex After Dugem?” Saya sudah baca beberapa bab, (thanks to ojan) Nah, di dalam salah satu bab buku ini, BH (singkatan yang saru untuk om hakim, tapi gpp deh... xp) menceritakan tentang seorang teman sesama advertiser yang selalu menghubungkan apa yang dialaminya dengan iklan, pengalaman hidupnya yang menarik, lucu, dan sebagainya dijadikan sebagai inspirasi untuk membuat naskah iklan.

Jujur, setelah membaca bab ini, aku sendiri menjadi terpengaruh. (ikut-ikutan terobsesi iklan) Aku berusaha menjadikan kehidupan sehari-hariku sebagai inspirasi untuk membuat iklan, dengan harapan dapat mengasah kreativitasku dalam dunia periklanan.

Baik, itulah pembukaan dari inti postinganku kali ini, kepanjangan ya? potong aja pakai gunting... (garing najis, cuih!) Nah, pada kali ini aku akan menceritakan salah satu inspirasiku membuat iklan serta hasilnya.

Malam Sabtu minggu lalu, aku nangkring dirumah Tissa, (ga perlu diceritakan siapa Tissa dan apa statusnya) seperti biasa, aku hanya main gitar sembari sedikit mengobrol dengannya. Setelah lama megobrol, entah kenapa dan bagaimana (pemborosan kata) aku tiba-tiba teringat kepada HPku, setelah kuraba kantong celanaku ternyata memang tidak ada, aku meminta tolong kepada Tissa untuk nge-missedcall­ HPku, kira-kira beginilah dialog kami.

Mole : Tis, tolong miss call HP ku dong, lupa aku naruh dimana.

Tissa : Berapa nomor HPmu?

Mole : oh! gitu! kamu lupa nomor HPku? kamu jahat!~ *sambil muka sok miris najis dan nada suara yang di beri “vibrate”*

Tissa : Ah! abis nomormu ga cantik, cantikan aku... *sambil muka senyum-senyum ga jelas*

Mole : ....................... *terdiam sebentar sambil berpikir, lalu aku melanjutkan* WAH! BAGUS JUGA KATA-KATAMU KALAU DIJADIKAN IKLAN!

Nah, kira-kira itulah inspirasiku untuk membuat sebuah iklan, seandainya saja aku adalah seorang copywriter, dan mendapatkan klien rokok L.A Lights, aku akan mencoba membuat iklan yang kira-kira seperti ini naskahnya. Diperankan oleh Budi (Nama standar banget) dan Ani (Ini lagi standar anak SD) sebagai pacar Budi yang posesif.

Budi sedang menelepon pacarnya dengan nomor kartu baru,

Budi : Hai sayang, simpan nomor baruku yah, nomor yang lama udah ga aktif, disimpen ya....! *dengan nada standar orang pacaran*

Ani : Wah, baru beli ya?

Budi : Iya... Eh sayang, coba lihat deh sayang nomor baruku, 0888 6578 8888, CANTIK kan? aku beli mahal loh.

Ani : KALAU NOMORNYA CANTIK YA UDAH! PACARAN AJA SAMA NOMOR! *PRAK!* (suara telepon yang ditutup)

Lalu muncul Headline L.A Lights “Pacar Posesif? Enjoy aja!”

Sekian percobaan naskah iklan buatan saya, bagaimana menurut anda? any comment would be much appreciated! Thank You! xp

Wednesday, February 18, 2009

Fotografi, Hobi atau Tren?

Fotografi berkembang sangat pesat akhir-akhir ini, kalangan remaja pada umumnya, menganggap fotografi sebagai sesuatu yang cool. Bisa kita lihat banyak kalangan remaja yang mulai mengupload foto-foto dirinya sambil memegang (atau membidik) kamera SLR di situs pertemanan seperti facebook atau friendster. Berdasarkan pengamatan saya sendiri, 7 dari 10 teman-teman saya di facebook menuliskan “photography” pada tab info, bagian “interest”. Membuktikan semakin menyebarnya infeksi “photography-disease” ini.

Namun, apakah kegunaan fotografi bagi kalangan remaja? Dalam pengamatan saya sebagian besar kalangan remaja mengikuti kegiatan fotografi sebagai tren saja, bukanlah hobi, ataupun berusaha mendalami dunia fotografi. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat ini berdampak pada meningkatnya permintaan remaja kepada orang tua untuk membeli peralatan fotografi yang terbilang cukup mahal, demi sesuatu yang sia-sia. Misal : memaksa orang tua membeli kamera DSLR untuk dijadikan “perhiasan diri” ketika dipotret, bukannya digunakan untuk memotret, DSLR malah dipotret oleh kamera HP untuk di upload di situs pertemanan. Bahkan ada beberapa diantaranya bela-belain­ untuk meminjam DSLR milik teman hanya sekedar untuk dipegang (atau sekedar dibidikkan) dan dipotret oleh kamera HP.

Saya tidak mengemukakan tentang “remaja belum layak memegangnya”. Memang, tidak ada salahnya apabila kalangan remaja memiliki kamera DSLR, namun, bukankah lebih baik apabila peralatan yang dibeli mahal digunakan semaksimal mungkin untuk tujuan pembelajaran dalam dunia fotografi, tidak sekedar menjadi perhiasan foto narsis, atau agar terlihat cool. Setelah melakukan ini, setidaknya kita dapat keluar dari infeksi photography-disease yang sia-sia. Apakah anda salah satunya?