Fotografi berkembang sangat pesat akhir-akhir ini, kalangan remaja pada umumnya, menganggap fotografi sebagai sesuatu yang cool. Bisa kita lihat banyak kalangan remaja yang mulai mengupload foto-foto dirinya sambil memegang (atau membidik) kamera SLR di situs pertemanan seperti facebook atau friendster. Berdasarkan pengamatan saya sendiri, 7 dari 10 teman-teman saya di facebook menuliskan “photography” pada tab info, bagian “interest”. Membuktikan semakin menyebarnya infeksi “photography-disease” ini.
Namun, apakah kegunaan fotografi bagi kalangan remaja? Dalam pengamatan saya sebagian besar kalangan remaja mengikuti kegiatan fotografi sebagai tren saja, bukanlah hobi, ataupun berusaha mendalami dunia fotografi. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat ini berdampak pada meningkatnya permintaan remaja kepada orang tua untuk membeli peralatan fotografi yang terbilang cukup mahal, demi sesuatu yang sia-sia. Misal : memaksa orang tua membeli kamera DSLR untuk dijadikan “perhiasan diri” ketika dipotret, bukannya digunakan untuk memotret, DSLR malah dipotret oleh kamera HP untuk di upload di situs pertemanan. Bahkan ada beberapa diantaranya bela-belain untuk meminjam DSLR milik teman hanya sekedar untuk dipegang (atau sekedar dibidikkan) dan dipotret oleh kamera HP.
Saya tidak mengemukakan tentang “remaja belum layak memegangnya”. Memang, tidak ada salahnya apabila kalangan remaja memiliki kamera DSLR, namun, bukankah lebih baik apabila peralatan yang dibeli mahal digunakan semaksimal mungkin untuk tujuan pembelajaran dalam dunia fotografi, tidak sekedar menjadi perhiasan foto narsis, atau agar terlihat cool. Setelah melakukan ini, setidaknya kita dapat keluar dari infeksi photography-disease yang sia-sia. Apakah anda salah satunya?
4 comments:
semoga bukan saya salah satunya..
bahkan ada juga remaja yang dengan alakadarnya belajar photography.. tidak punya kamera, tapi dia punya passion yang gede..!!
aku salut sama orang-orang seperti itu..
sukur2 kalo punya alatnya..
alhamdulillah banget!!
aku bisa nebeng..
wkwkwk :))
tapi emang bener katamu..
aku pernah nonton sebuah pertunjukan musik di sebuah spot di jogja. ramai, ramai sekali anak muda. dan kau tau, kawan? aku melihat banyak sekali anak2 muda itu menenteng benda hitam yang sepertinya mahal itu kesana-kemari, ketawa-tawa,dan berkata pada temannya...
"hahahaha... aku gak bisa motret je..."
miris aku mendengar itu..
kamu masi mending ngeliat itu jan...
ini tulisanku terinspirasi waktu aku nemenin temenku motret...
terus... ada orang yang minjem kamera SLR temenku itu... seraya berkata..
"pinjem dong..."
terus udah dipinjemin ama temenku... dia lanjut lagi bilang..
"fotoin aku lagi megang SLR dong... keren neh, utk upload ke FB.."
sampai disitu aku masih memaklumi... nah... kata-kata selanjutnya ini yang buat hati miris *bukan sekedar wajah lagi yang miris*
"ah... aku minta sama bapakku beliin SLR ah... tapi malas e blajarnya"
dalam hati aku bilang "mas... beli SLR kayak beli kacang rebus ya?"
kalau menurut saya...
akhir2 ini fotografi sepertinya sedang tren
tidak seperti tahun2 sbelumnya...
kita tunggu saja apa tren berikutnya setelah fotografi ini
saya amati
hanya sedikit yang benar2 menganggapnya sebagai hobi, dan benar2 terjun ke dunia fotografi
sangat sungguh di sayangkan melihat...
hobi yang mahal sperti ini hanya di gunakan untuk main2 dan cuman untuk sekedar narsis
Permisi, salam kenal, saya Nadia kelas X dari SMAN 68 Jakarta, mau minta izin untuk menggunakan artikel ini sebagai dasar untuk penelitian tugas sosiologi saya yg bertema serupa. Mohon dikonfirmasi ya. Terimakasih banyak :))
Post a Comment